Testimoni atas DUNIA TANPA SEKOLAH - Muh. Izza Ahsin

Ada satu hal yang ingin aku tambahkan untuk melengkapi buku ini, yaitu jangan menyimpulkan dan menjustifikasikan bahwa sekolah adalah suatu hal yang mutlak tidak diperlukan, memang sudah ribuan sarjana diberi selembar kertas ijazah, sudah ribuan orang lulus sekolah menengah kejuruan, dan memang walaupun begitu masih saja ada iklan lowongan pekerjaan di tengah 40 juta orang pengagguran berijazah S1 dan S2 ! Ironis bukan ?

Bukan sekolah yang salah, tetapi sistem yang salah ! Harus ada yang mengubahnya, bukan hanya menghujatnya. Dimana ? Siapa ? Bagaimana ? KITA ! Kita yang tahu dan menyadari ini semua, siapa lagi yang dapat mengubah kalau bukan kita yang bervisi jauh ke depan seperti ini ? Inilah idealisme kita yang tidak banyak orang mampu memahami kita, maka kita harus memahamkan mereka tentang cara berfikir kita....

Pada dasarnya dalam pikiran RD, kata belajar itu sudah tidak similar lagi dengan sekolah, maknanya sudah berubah jauh. Sebagai contoh untuk perbandingan mengapa sistem pendidikan kita ini salah, bolehlah kita menengok ke luar negeri seperti di Australia, mereka sekolah benar - benar untuk BELAJAR, dibebaskan untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya masing - masing, tidak kemudian setiap orang HARUS menghafalkan tabel periodik unsur, rumus trigonometri, segala macam tetek bengek yang bagi seorang AKU tidak penting sama sekali...

Aku tidak mengatakan bahwa semua hal di atas tidak penting, namun sama halnya ketika aku mengatakan seorang CEO perusahaan tidak membutuhkan stetoskop yang hanya dipakai oleh seorang dokter....

BELAJAR UNTUK HIDUP-HIDUP UNTUK BELAJAR ! Life is about Learn...

1 komentar:

1 Desember 2009 pukul 13.55 Anonim mengatakan...

saya setuju dengan pendapat anda
sistem di Indonesia perlu lebih dari sekedar defragmentasi (kalau saya boleh mengambil istilah komputer) tapi perlu format yang lebih dari quick format. Hal yang dirubah tidak hanya sistem semata tapi juga paradigma masyarakat tentang pendidikan. Jika hal ini sudah dirasa sulit meungkin pembekalan melalui jalur informal diluar jalur bangku yang selama ini sudah ada bia jadi solusi.
wallahu alam

Posting Komentar