Prostulat RAIN

guys.

bagaimana kabar kalian semua ? maksudku di ujian semesteran ini. buruk ? baik ? Well, semua sebenarnya relatif terhadap cara kita berfikir dan memandang. Biarlah, para guru memang suka menilai pribadi muridnya dari hasil ujian. Tapi, sebenarnya nilai diri kita, kualitas pribadi kita dan ilmu pengetahuan kita tidak dinilai dari hasil ujian kita hampir seminggu ini kan ?

baru saja aku pulang dari sekolah. jadwal ujian semester tadi adalah PHYSIC a.k.a FISIKA. ada 40 soal pilihan ganda dan 5 soal essay dan tersusun dari 12 bab Fisika ! ! !

kumohon, bagi yang sudah kenal denganku jangan bertanya lagi bagaiamana aku menjawab soal - soal itu. aku jujur, sudah belajar semampuku. menghafal rumus dan membuat catatan kecil di kamar tentang 12 bab itu sampai jam setengah 12 malam. tapi, bagaimana-pun memang nggak bisa nyantol di otak -,-

kebetulan tadi yang menjaga alias menjadi pengawas ujian di ruangku ( ruang 14 ) adalah bu De*i. Dia adalah salah seorang dari guru Fisika kelasku. Total guru Fisika yang mengajar di kelasku ada 3 ! Coba banyangkan ? 12 Bab dibagi 3 guru, dengan 2 LKS , 1 buku paket ! Puyeng kowe mocone !

baiklah, segera saja saya mengumumkan hasil pemikiran saya mengenai suatu prostulat yang saya susun berdasarkan perenungan saya di ruang ujian tadi. jangan protes ! karena ini prostulat dan belum dibuktikan secara sempurna ( bagi yang mau membuktikan dengan sempurna silahkan... )

Bahwa :

Fisika adalah pelajaran yang mengasyikan ! Dengan syarat 90 % praktek dan 10 % teori.Ketidak berdayaan kita menghadapi ujian semester tadi pagi bukanlah kesalahan kita sepenuhnya. Karena tidak wajarlah kita disuruh menghafal semua rumus hanya karena kita tidak tahu rumus mana yang akan keluar di soal - soal tersebut. Apalagi kita belum pernah mempraktekkannya.

Berat beban yang kita rasakan kemudian waktu periode kita belajar tiap hari disertai dengan berbagai kekuatan gaya yang kita alami sebenarnya berbanding lurus dengan gaya yang kita habiskan untuk mengerjakan soal - soal tersebut, ditambah lagi banyak faktor penentu yang setiap orang berbeda alias BAKAT . Waktu yang tersedia bagi setiap orang-pun berbeda - beda. Hukum ini berlaku di seluruh ranah wilayah Indonesia bagian Barat-Tengah-Timur, dimana masih berlaku kurikulum dari Depdiknas ( Departemen Pemaksaan Pendidikan Nasional ). Karena semua kurikulum dan materi ujian dipukul rata dengan tidak mempertimbangkan infrastruktur perbandingan yang ada. Program percepatan pembangunan fasilitas pendidikan juga selalu lambat.


dari hipotesis di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :


W . T . F ! = Fi . S. i . K . a


W = Berat dan beban kita dalam mengerjakan Ujian

T = Periode waktu kita mengerjakan Soal

F! = Gaya yang diperlukan untuk Ujian

Fi = Gaya yang diperlukan untuk Belajar

S = Jarak dari Rumah ke Sekolah ( masukan dari kang Dito )

i = Konstanta bakat seseorang

K = Infrastruktur Pendidikan

a = Pembangunan infrastruktur Pendidikan


Demikian PROSTULAT disampaikan.....

Ujian Semester 1 part 1

Sudah satu minggu aku tak bercerita di blog ini. Hari Kamis pekan kemarin mengawali ke-sok sibukanku dengan membaca LKS dan Buku - buku pelajaran. Ya, sok sibuk. Karena kenyataannya tidak demikian, di dalam kamar aku mendekam sambil menggenggam handphone. Terus - menerus pencet keypad yang sekarang sudah mulai terkelupas ( Ooo..my God ! ) . SMS, Mxit, Opera Mini, Yahoo Messenger memenuhi kotak minimize G502-ku. Sejak hari Kamis hingga hari ini, kuhitung sudah sekitar 15.000 keluar dari dompetku agar tetap bisa Online dan menggenggam dunia lewat handphone-ku itu.

Jadwal hari Kamis adalah PKn, TIK & Elektronika.

Santaiii....ini baru pemanasan boi ! ,

Hari itu aku berfikir seperti itu. Dan takdir-pun meng-iya-kan perkataanku tadi. Semua soal tuntas, ludas habis menguras isi tinta bolpenku. Saatnya belajar buat esok hari, kupikir. Tapi, setelah melihat lembar jadwal ujian pikiran itu menguap begitu saja, karena....


....jadwal hari Jumat adalah Bahasa Jawa dan Agama.

Idiiih...gue main aja ke rumah pak Indrawan, belajar yang lain...

Memang tak kusentuh sama sekali buku pelajaran keduanya ( kerana emang tak punya, tak penting... ). Hari kamisnya aku santai dan meringkuk lagi seharian di kamar untuk kesibukanku sendiri. Dan hari Jumat itu datang. Aku datang di sekolah tepat saat bunyi bel masuk ruang ujian dibunyikan. Menguras tenaga menaiki tangga untuk ke lantai dua, mana anak tangganya kecil dan sempit pula ( Oh...Smansa ! ). Aku tiba di depan kelas saat kedua pengawas ujian membuka gerendel pintu ( jangan dibayangkan...), karena aku tidak membawa tas, aku langsung masuk ke ruang ujian dan duduk manis di bangku milikku. Bahasa Jawa was done perfectly, and Agama was done absolutely perfect ! Aku keluar ruang ujian di saat waktu ujian baru berjalan 10 menit pada saat materi ujian Agama... :D


Jadwal hari Sabtu adalah Sejarah, Penjaskes dan Seni Budaya.

Only the first thing I said made that day became difficult...

Malam sabtu, aku membaca soal - soal ujian Sejarah tahun lalu. Hmm, kupikir ini mudah dan mudah. Hafalanku sangat berguna di sini. Tak sampai 1 jam aku membaca, ternyata takdir menentukan aku tertidur lelap. Pagi harinya aku menyadari ketertiduranku semalam. Kubaca lagi soal - soal sejarah itu, tapi tak lagi bisa masuk dengan mudah ke otak. Terpaksa ! Aku ambil selembar kertas buram, kutulis poin - poin penting materi sejarah dan I am READY ! Lagi - lagi aku datang tepat saat bel dibunyikan dan terpaksa masuk kelas dengan keringat. Well, catatan yang kubuat ( don't read it as "japlakan" ) berguna banyak terutama untuk mengisi jawaban di romawi II. Hari itu, sejarah seakan menjadi akrab denganku. Penjaskes adalah pelajaran yang simpel, aku tak perlu repot - repot berfikir mana jawaban yang benar dan salah. Karena kata guruku, pak Dandung, nilai Penjaskes sudah jadi. Tes tertulis ini cuman formalitas aja. Haha, seneng deh ada guru yang seperti itu. Then, Seni Budaya tak disangka malah menjadi mimpi burukku hari itu. Aku tidak bisa menggambar boi ! Dan jadilah ketika kawan - kawanku menggambar perspektif 3 dimensi, aku mencorat - coret kertas gambar yang disediakan. Kupenuhi semua permukaan kertas dengan warna hitam pensil, dan kubuat lingkaran di tengahnya menggunakan penghapus karet. It's Perfect ! :D

Cukup dulu yaa boi...
Capek.

Ironi Bimbel-Sekolah dan Belajar-Pendidikan

aku bertanya kepada seorang teman, apa kamu faham pelajaran Fisika, Kimia dan Matematika tadi yang diajarkan ? Dia menjawab tidak, tetapi kenapa kamu bisa mengerjakan ulangan tadi ? Dia menjawab aku fahamnya di bimbel...Hei, kalau begitu apa gunanya kita sekolah ? Mengapa kita tidak bimbel saja ? Lebih murah dan faham...

Setidaknya ironis bukan ? Belajar 3 tahun di sekolah, membayar biaya bulanan 200ribu selama 36 bulan tapi ilmunya menguap begitu saja...

Paling lama mungkin ya hanya sampai di Ujian Nasional atau SNMPTN, ilmu - ilmu itu kemudian akan hilang entah kemana. Terevaporasi oleh euforia kehidupan baru yang ditempuh, entah sibuk dengan kuliah atau pekerjaan lain. Jangan dimungkiri, karena itu memang fakta yang berbicara.

Kalau kembali kepada prinsip kita menuntut ilmu, sebenarnya apa yang kita cari dan inginkan dari bersekolah ? Ilmu ? Atau lulus ujian dan mendapat Ijazah ?

Ayolah, daritadi berbicara prinsip terus ! Idealisme terlalu tinggi !

Baiklah, kita kembali kepada realita. Sistem pendidikan kita-lah yang membuat kita secara tidak sadar mengubah mind-set kita sendiri. Di kelas tiga ini, kita lupa akan banyak hal dalam hidup kita. Semuanya difokuskan untuk lulus UN dan diterima di PTN favorit. Setiap hari kita disuapi oleh berjejal materi yang bagaimanapun kita tidak bisa menolak, tapi pernahkah kamu berfikir bahwa ketika kita makan dan disuapi terlalu banyak justru semuanya akan kita muntahkan ?

Terus apa maumu ?!

Tidak semudah membalikkan tangan, mengetahui semua ini salah kemudian kita berusaha mengubahnya. Pertama setidak kita semua harus menyadari kesalahan kita ini. Percayalah ! Believe Me ! Dunia ini sempit manakala engkau berfikir kalau hidup normal adalah ketika kau menghabiskan 17 tahun-mu di Taman Kanak - kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas ( atau...Kejuruan ) . Hidup ini pada prinsipnya kita menulis, menulis sejarah manusia. Tentunya kamu akan bosan ketika membaca sebuah buku Sejarah yang isinya monotone bukan ? Kamu akan lebih tertarik ketika buku tersebut menuturkan kisah yang unik, jadi buatlah hidupmu berbeda dengan orang lain !

How ?

Pertanyaan yang bagus. Banyak yang bisa kita lakukan, cobalah beraktivitas yang tidak biasa. Memulai kebiasaan yang sehat di pagi hari adalah hal yang sangat langka, seperti berlari pagi. Menjadi sukarelawan, menjadi seorang penulis jurnal, menulis catatan harian dan masih banyak lagi. Karena sebenarnya semakin hari, banyak kebiasaan baik justru ditinggalkan karena tidak praktis. Inilah efek negatif dari perkembangan teknologi, malas. Suatu hari akan kubahas Insya Allah...