Prostulat RAIN

guys.

bagaimana kabar kalian semua ? maksudku di ujian semesteran ini. buruk ? baik ? Well, semua sebenarnya relatif terhadap cara kita berfikir dan memandang. Biarlah, para guru memang suka menilai pribadi muridnya dari hasil ujian. Tapi, sebenarnya nilai diri kita, kualitas pribadi kita dan ilmu pengetahuan kita tidak dinilai dari hasil ujian kita hampir seminggu ini kan ?

baru saja aku pulang dari sekolah. jadwal ujian semester tadi adalah PHYSIC a.k.a FISIKA. ada 40 soal pilihan ganda dan 5 soal essay dan tersusun dari 12 bab Fisika ! ! !

kumohon, bagi yang sudah kenal denganku jangan bertanya lagi bagaiamana aku menjawab soal - soal itu. aku jujur, sudah belajar semampuku. menghafal rumus dan membuat catatan kecil di kamar tentang 12 bab itu sampai jam setengah 12 malam. tapi, bagaimana-pun memang nggak bisa nyantol di otak -,-

kebetulan tadi yang menjaga alias menjadi pengawas ujian di ruangku ( ruang 14 ) adalah bu De*i. Dia adalah salah seorang dari guru Fisika kelasku. Total guru Fisika yang mengajar di kelasku ada 3 ! Coba banyangkan ? 12 Bab dibagi 3 guru, dengan 2 LKS , 1 buku paket ! Puyeng kowe mocone !

baiklah, segera saja saya mengumumkan hasil pemikiran saya mengenai suatu prostulat yang saya susun berdasarkan perenungan saya di ruang ujian tadi. jangan protes ! karena ini prostulat dan belum dibuktikan secara sempurna ( bagi yang mau membuktikan dengan sempurna silahkan... )

Bahwa :

Fisika adalah pelajaran yang mengasyikan ! Dengan syarat 90 % praktek dan 10 % teori.Ketidak berdayaan kita menghadapi ujian semester tadi pagi bukanlah kesalahan kita sepenuhnya. Karena tidak wajarlah kita disuruh menghafal semua rumus hanya karena kita tidak tahu rumus mana yang akan keluar di soal - soal tersebut. Apalagi kita belum pernah mempraktekkannya.

Berat beban yang kita rasakan kemudian waktu periode kita belajar tiap hari disertai dengan berbagai kekuatan gaya yang kita alami sebenarnya berbanding lurus dengan gaya yang kita habiskan untuk mengerjakan soal - soal tersebut, ditambah lagi banyak faktor penentu yang setiap orang berbeda alias BAKAT . Waktu yang tersedia bagi setiap orang-pun berbeda - beda. Hukum ini berlaku di seluruh ranah wilayah Indonesia bagian Barat-Tengah-Timur, dimana masih berlaku kurikulum dari Depdiknas ( Departemen Pemaksaan Pendidikan Nasional ). Karena semua kurikulum dan materi ujian dipukul rata dengan tidak mempertimbangkan infrastruktur perbandingan yang ada. Program percepatan pembangunan fasilitas pendidikan juga selalu lambat.


dari hipotesis di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :


W . T . F ! = Fi . S. i . K . a


W = Berat dan beban kita dalam mengerjakan Ujian

T = Periode waktu kita mengerjakan Soal

F! = Gaya yang diperlukan untuk Ujian

Fi = Gaya yang diperlukan untuk Belajar

S = Jarak dari Rumah ke Sekolah ( masukan dari kang Dito )

i = Konstanta bakat seseorang

K = Infrastruktur Pendidikan

a = Pembangunan infrastruktur Pendidikan


Demikian PROSTULAT disampaikan.....

Ujian Semester 1 part 1

Sudah satu minggu aku tak bercerita di blog ini. Hari Kamis pekan kemarin mengawali ke-sok sibukanku dengan membaca LKS dan Buku - buku pelajaran. Ya, sok sibuk. Karena kenyataannya tidak demikian, di dalam kamar aku mendekam sambil menggenggam handphone. Terus - menerus pencet keypad yang sekarang sudah mulai terkelupas ( Ooo..my God ! ) . SMS, Mxit, Opera Mini, Yahoo Messenger memenuhi kotak minimize G502-ku. Sejak hari Kamis hingga hari ini, kuhitung sudah sekitar 15.000 keluar dari dompetku agar tetap bisa Online dan menggenggam dunia lewat handphone-ku itu.

Jadwal hari Kamis adalah PKn, TIK & Elektronika.

Santaiii....ini baru pemanasan boi ! ,

Hari itu aku berfikir seperti itu. Dan takdir-pun meng-iya-kan perkataanku tadi. Semua soal tuntas, ludas habis menguras isi tinta bolpenku. Saatnya belajar buat esok hari, kupikir. Tapi, setelah melihat lembar jadwal ujian pikiran itu menguap begitu saja, karena....


....jadwal hari Jumat adalah Bahasa Jawa dan Agama.

Idiiih...gue main aja ke rumah pak Indrawan, belajar yang lain...

Memang tak kusentuh sama sekali buku pelajaran keduanya ( kerana emang tak punya, tak penting... ). Hari kamisnya aku santai dan meringkuk lagi seharian di kamar untuk kesibukanku sendiri. Dan hari Jumat itu datang. Aku datang di sekolah tepat saat bunyi bel masuk ruang ujian dibunyikan. Menguras tenaga menaiki tangga untuk ke lantai dua, mana anak tangganya kecil dan sempit pula ( Oh...Smansa ! ). Aku tiba di depan kelas saat kedua pengawas ujian membuka gerendel pintu ( jangan dibayangkan...), karena aku tidak membawa tas, aku langsung masuk ke ruang ujian dan duduk manis di bangku milikku. Bahasa Jawa was done perfectly, and Agama was done absolutely perfect ! Aku keluar ruang ujian di saat waktu ujian baru berjalan 10 menit pada saat materi ujian Agama... :D


Jadwal hari Sabtu adalah Sejarah, Penjaskes dan Seni Budaya.

Only the first thing I said made that day became difficult...

Malam sabtu, aku membaca soal - soal ujian Sejarah tahun lalu. Hmm, kupikir ini mudah dan mudah. Hafalanku sangat berguna di sini. Tak sampai 1 jam aku membaca, ternyata takdir menentukan aku tertidur lelap. Pagi harinya aku menyadari ketertiduranku semalam. Kubaca lagi soal - soal sejarah itu, tapi tak lagi bisa masuk dengan mudah ke otak. Terpaksa ! Aku ambil selembar kertas buram, kutulis poin - poin penting materi sejarah dan I am READY ! Lagi - lagi aku datang tepat saat bel dibunyikan dan terpaksa masuk kelas dengan keringat. Well, catatan yang kubuat ( don't read it as "japlakan" ) berguna banyak terutama untuk mengisi jawaban di romawi II. Hari itu, sejarah seakan menjadi akrab denganku. Penjaskes adalah pelajaran yang simpel, aku tak perlu repot - repot berfikir mana jawaban yang benar dan salah. Karena kata guruku, pak Dandung, nilai Penjaskes sudah jadi. Tes tertulis ini cuman formalitas aja. Haha, seneng deh ada guru yang seperti itu. Then, Seni Budaya tak disangka malah menjadi mimpi burukku hari itu. Aku tidak bisa menggambar boi ! Dan jadilah ketika kawan - kawanku menggambar perspektif 3 dimensi, aku mencorat - coret kertas gambar yang disediakan. Kupenuhi semua permukaan kertas dengan warna hitam pensil, dan kubuat lingkaran di tengahnya menggunakan penghapus karet. It's Perfect ! :D

Cukup dulu yaa boi...
Capek.

Ironi Bimbel-Sekolah dan Belajar-Pendidikan

aku bertanya kepada seorang teman, apa kamu faham pelajaran Fisika, Kimia dan Matematika tadi yang diajarkan ? Dia menjawab tidak, tetapi kenapa kamu bisa mengerjakan ulangan tadi ? Dia menjawab aku fahamnya di bimbel...Hei, kalau begitu apa gunanya kita sekolah ? Mengapa kita tidak bimbel saja ? Lebih murah dan faham...

Setidaknya ironis bukan ? Belajar 3 tahun di sekolah, membayar biaya bulanan 200ribu selama 36 bulan tapi ilmunya menguap begitu saja...

Paling lama mungkin ya hanya sampai di Ujian Nasional atau SNMPTN, ilmu - ilmu itu kemudian akan hilang entah kemana. Terevaporasi oleh euforia kehidupan baru yang ditempuh, entah sibuk dengan kuliah atau pekerjaan lain. Jangan dimungkiri, karena itu memang fakta yang berbicara.

Kalau kembali kepada prinsip kita menuntut ilmu, sebenarnya apa yang kita cari dan inginkan dari bersekolah ? Ilmu ? Atau lulus ujian dan mendapat Ijazah ?

Ayolah, daritadi berbicara prinsip terus ! Idealisme terlalu tinggi !

Baiklah, kita kembali kepada realita. Sistem pendidikan kita-lah yang membuat kita secara tidak sadar mengubah mind-set kita sendiri. Di kelas tiga ini, kita lupa akan banyak hal dalam hidup kita. Semuanya difokuskan untuk lulus UN dan diterima di PTN favorit. Setiap hari kita disuapi oleh berjejal materi yang bagaimanapun kita tidak bisa menolak, tapi pernahkah kamu berfikir bahwa ketika kita makan dan disuapi terlalu banyak justru semuanya akan kita muntahkan ?

Terus apa maumu ?!

Tidak semudah membalikkan tangan, mengetahui semua ini salah kemudian kita berusaha mengubahnya. Pertama setidak kita semua harus menyadari kesalahan kita ini. Percayalah ! Believe Me ! Dunia ini sempit manakala engkau berfikir kalau hidup normal adalah ketika kau menghabiskan 17 tahun-mu di Taman Kanak - kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas ( atau...Kejuruan ) . Hidup ini pada prinsipnya kita menulis, menulis sejarah manusia. Tentunya kamu akan bosan ketika membaca sebuah buku Sejarah yang isinya monotone bukan ? Kamu akan lebih tertarik ketika buku tersebut menuturkan kisah yang unik, jadi buatlah hidupmu berbeda dengan orang lain !

How ?

Pertanyaan yang bagus. Banyak yang bisa kita lakukan, cobalah beraktivitas yang tidak biasa. Memulai kebiasaan yang sehat di pagi hari adalah hal yang sangat langka, seperti berlari pagi. Menjadi sukarelawan, menjadi seorang penulis jurnal, menulis catatan harian dan masih banyak lagi. Karena sebenarnya semakin hari, banyak kebiasaan baik justru ditinggalkan karena tidak praktis. Inilah efek negatif dari perkembangan teknologi, malas. Suatu hari akan kubahas Insya Allah...

Bahasa Jiwa

Sudah 2 minggu ini RD mendengarkan dan menyenandungkan lagu baru milik Maidany. Sebenarnya bukan lagu baru sih, tapi RD aja yang baru dapat lagu itu dari pak Indrawan. Begini liriknya...

Tidak semua manusia mengerti segala perasaan

Yang ada di hati kita

Tidak pula dapat selalu memahami gejolak jiwa

Yang ada di dalam diri kita



Janganlah selalu mengharapkan orang lain harus mengerti akan perasaanmu

Walaupun ia adalah sahabat karibmu sendiri



Karena perasaan adalah bahasa hati yang dapat berubah di setiap waktu

Hari ini ia adalah orang yang sangat mengerti akan perasaan hatimu

Mungkin esok ia adalah orang yang paling tidak memahamimu

Janganlah memaksa karena saudaramu juga hanyalah seorang manusia biasa


Cukuplah hanya Allah tempat mencurahkan segala isi yang ada di hati kita dan menumpahkan segala perasaan yang ada di jiwa


Tidak semua manusia mengerti segala perasaan yang ada di hati kita


Lagu ini dirate lebih dari 5 bintang oleh pak Indrawan, karena musiknya yang memadukan etnik dan harmonisasi nada monotone serta liriknya yang memberikan pesan yang penuh dengan nasehat. Bahwasanya tidak setiap orang di dunia ini mampu mengerti perasaan yang ada di hati kita, walaupun dia adalah salah seorang sahabat karibmu sendiri yang sudah kau kenal sejak berpuluh tahun yang lalu.

Di saat kita sedang dalam kondisi yang serba tertekan, banyak permasalahan dan mood yang tidak baik, sering kita merasa bahwa setiap orang harus mengerti perasaan kita. Padahal tidak setiap orang mampu memahami apa yang kita rasakan, mereka juga memiliki kehidupan mereka. Mungkin, sebagai sahabat baik seseorang bisa mendengarkan keluh kesahmu tetapi belum tentu ia memahami apa yang kau inginkan. Gejolak jiwa dalam diri kita sangat sulit untuk dimengerti, karena -dalam lagu ini disebut bahasa hati- memang benar menterjemahkannya dalam bahasa lisan kita sehari - hari tidaklah mudah dan tidak mungkin terterjemahkan seutuhnya. Pasti ada bagian bagian - bagian yang tidak dapat difahami, dimengerti dan dirasakan oleh orang lain walaupun dia adalah sahabat dekatmu.

Setiap orang punya kehidupannya sendiri. Hal itu bisa diterjemahkan sebagai isyarat bahwasanya kita tidak boleh egois memaksakan orang lain masuk ke dalam ruang kehidupan kita untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan kita. Namun, terkadang kita selalu berharap dan terlalu memaksakan orang lain untuk hadir dan mengerti semua yang ada dalam kolam kehidupan kita.

Karena mereka adalah seorang manusia biasa, maka jangan berharap semua permasalah diri akan selesai walaupun kita mengklasifikasikan permasalahan kita untuk dicurhatkan kepada tiap orang yang berbeda. Bercerita tentang bisnis ke akh Ahmad, tentang keluarga ke akh Budi, tentang kualitas diri ke akh Burhan, tentang konsistensi dan lainnya ke akh yang lain. Tetaplah Allah yang menjadi satu - satunya zat tempat kita mencurahkan semua hal, karena Allah yang menciptakan Alam Semesta ini beserta isinya, menciptakan kita dengan masing - masing karakter kita dan menciptakan hubungan antara kita semuanya.

2 hari bersama Rising Star Indonesia

Sudah 2 hari RD absen dari menulis di blog karena sibuk dengan aktivitas outdoor, sehingga tidak mendapatkan wakt yang pas untuk menulis lagi di blog ini. Alhamdulillah, hari ini RD bisa menulis lagi karena sudah longgar walaupun nanti ada aktivitas lagi bersama teman - teman seperjuangan.

Selasa, 24 November 2009

Pulang sekolah, RD ditelepon sama Faza karena paginya janjian buat beli sol sepatu. Tapi, RD memilih untuk pulang ke rumah dulu, lagian RD juga ngga bawa uang. Sampai di rumah, RD kemudian malah disuruh untuk jemput adik RD dulu di sekolahnya. Ya seperti biasanya, RD ngga bakal menolak keinginan bunda kalau memang tidak ada alasan yang kuat untuk menolaknya.

Kemudian, setelah menjemput pulang adik RD segera cabut ke rumahnya Faza. Terus ke Pasar Gede, cari sol sepatu. RD kira bakal menyita waktu lama, tapi ternyata hanya sekitar 5 menit saja RD sama Faza di toko sol sepatu itu. Setelah itu, RD ke rumah pak Indrawan di Ngruki dan sholat ashar di Masjid sambil kemudian setelah sholat cari jambu di depan masjid... :)

Tapi ternyata RD baru ingat kalo pak Indrawan ada TFT ( Training For Trainer ) di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. So, RD sama Faza melanjutkan perjalanan ke Makro buat makan di Mie Gajah, seperti biasanya kami pesen menu favorit yaitu Paket Komunitas. Menu favorit itu adalah 5 porsi mie ayam dan 5 teh botol seharga 15.000 rupiah saja,

Hemat ! Hemat ! Hemat !

Oia, sebelum ke Makro RD dan Faza sempet mbengkelin vespa dan memakan waktu selama 1 jam walaupun pada akhirnya vespa itu harus ditinggal di bengkel ( -,- ). Kemudian, setelah selesai makan di Makro, RD sama Faza pulang ke rumah RD. Akhirnya semalam itu bergadang karena besok sama - sama masuk pukul setengah 10 siang... :)

Rabu, 25 November 2009

Hari itu, RD masuk pukul setengah 10 siang. Nothing Special di sekolah. Pulang sekolah, bersama Pradipta Bagaskara, RD menuju ke rumah pak Indrawan karena 2 hari yang lalu RD sudah berjanji ke pak Indrawan buat nemuin sama sang Gitaris Cilik pemecah rekor MURI tersebut untuk ditawari bergabung dengan PINTARInstitute.

Well, sembari menunggu pak Indrawan yang masih mengajar di SMK IT, kami bertiga ( RD, Faza & Dipta ) ngobrol - ngobrol banyaak hal. Karena Faza dan Dipta juga kawan yang sudah lama tidak berjumpa, maka obrolan sore itu berlangsung hangat dan kocak. Tepat setelah adzan ashar berkumandang, pak Indrawan datang dan menyapa kami yang sedang menuju ke masjid dan kemudian menyusul kami ke masjid. Setelah sholat ashar, seperti biasa kami nggopeki jambu lagi di depan masjid dan Faza yang disuruh menek pohonnya :D .

Setelah itu, berempat ngobrol banyak hal dari masalah alat musik sampai ke PINTARInstitute. Nonton Garuda di Dadaku, nonton The Darn Knight dan kemudian RD diajak pak Indrawan untuk beli gorengan dan njemput Aufa dan adiknya. Belajar sore itu berakhir pukul setengah 8 malam saat pak Indrawan harus mengisi acara MH Entertainment di MHFM. Kami-pun ikut ke sana dan siaran itu berakhir pukul 9 malam, setelah itu masih dilanjutkan lagi ngobrol - ngobrol kami sampai tidak terasa jam menunjukkan pukul 22.30. Sebenarnya Dipta sudah mengajak pulang, tapi mas Pujiono, Direktur MHFM malah menawari untuk makan di wedangan. So, kami ngga bisa menolak :D

Wedangan malam kemarin berakhir pukul 23.30, kemudian RD mengantar Dipta ke rumahnya di daerah Kerten. Terus RD pulang ke rumah tapi tidak dibukakan pintu, jadinya malam itu RD tidur di masjid depan rumah.... 0.0

Selesai dulu yaa, sekian.

KALAU KAU TIDAK SIBUK DENGAN KEBAIKAN, PASTI KAU SIBUK DENGAN KEMAKSIATAN

Untuk Singa - singa agama yang tertidur

Ayolah kawan,
Sudah saatnya kita meninggalkan dunia yang penuh keasyikan
Saatnya berencana dan melangkah untuk masa depan
Menghadapi dan melewati semua rintangan
Isi hati dan pikiran dengan harapan - harapan kecemerlangan


Sudahlah,
Aku tak berbohong bila aku dahulu pernah salah
Dan apakah haram bila aku salah ?


Karena sepanjang yang kutahu,
Orang yang baik bukan orang yang tak pernah salah
Tapi orang yang mau memperbaiki diri bila bersalah.. .

Kesalahan

Entah mengapa rasanya malam ini RD jadi ingin terus menulis sejak menemukan buku DUNIA TANPA SEKOLAH karya Muh. Izza Ahsin yang menceritakan pemuda seusia RD dengan yakin memilih melarikan diri dari sekolah dan menekuni dunianya sendiri walaupun harus menghadapi banyak tantangan dan tentangan dari banyak orang di lingkungannya. Pada akhirnya, cita - citanya menjadi penulis membuatnya memilih jalan yang tidak banyak orang memilihnya, PUTUS SEKOLAH karena memilih...

Memang, RD belum membeli buku tersebut. Namun, secara garis besar RD mengetahui penuh apa yang sebenarnya ada di pikiran Izza tersebut. RD merasakannya sekarang, ingin memberontak untuk tidak sekolah. Tetapi RD punya visi jauh ke depan, bisa dikatakan visi RD setipe dengan visi yang dimiliki oleh Izza, namun pada kenyataanya setiap orang memiliki jalan pilihannya sendiri. Memang, menjadi seorang pakar Ekonomi Ummat tidak harus melanjutkan kuliah hingga S3, itulah sebabnya RD tidak muluk - muluk mencanangkan untuk kuliah sampai dengan S3 saja, namun cukup S1 dan lebih banyak terjun ke lapangan.

Satu hal yang menjadi masalah Ummat pada umumnya saat ini adalah masalah ketenagakerjaan, bagaimana mungkin Indonesia yang setiap tahunnya meluluskan-memberi ijazah lebih dari ribuan orang, mempunyai jumlah pengangguran lebih dari 40 juta orang ? Dimana SDM - SDM yang telah berijazah itu ? Mengapa masih banyak perusahaan beriklan di koran dan majalah mengenai lowongan pekerjaan ? Padahal banyak sekali seharusnya stok SDM yang dapat diambil dari berbagai PT ? Ironis bukan ?

Ada satu kesalahan mendasar dalam pola pikir masyarakat pada umumnya ;

" Bagaimana bisa orang yang ingin Belajar tanpa Sekolah dianggap lebih buruk daripada mereka yang bersekolah namun tidak belajar !? "


Testimoni atas DUNIA TANPA SEKOLAH - Muh. Izza Ahsin

Ada satu hal yang ingin aku tambahkan untuk melengkapi buku ini, yaitu jangan menyimpulkan dan menjustifikasikan bahwa sekolah adalah suatu hal yang mutlak tidak diperlukan, memang sudah ribuan sarjana diberi selembar kertas ijazah, sudah ribuan orang lulus sekolah menengah kejuruan, dan memang walaupun begitu masih saja ada iklan lowongan pekerjaan di tengah 40 juta orang pengagguran berijazah S1 dan S2 ! Ironis bukan ?

Bukan sekolah yang salah, tetapi sistem yang salah ! Harus ada yang mengubahnya, bukan hanya menghujatnya. Dimana ? Siapa ? Bagaimana ? KITA ! Kita yang tahu dan menyadari ini semua, siapa lagi yang dapat mengubah kalau bukan kita yang bervisi jauh ke depan seperti ini ? Inilah idealisme kita yang tidak banyak orang mampu memahami kita, maka kita harus memahamkan mereka tentang cara berfikir kita....

Pada dasarnya dalam pikiran RD, kata belajar itu sudah tidak similar lagi dengan sekolah, maknanya sudah berubah jauh. Sebagai contoh untuk perbandingan mengapa sistem pendidikan kita ini salah, bolehlah kita menengok ke luar negeri seperti di Australia, mereka sekolah benar - benar untuk BELAJAR, dibebaskan untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya masing - masing, tidak kemudian setiap orang HARUS menghafalkan tabel periodik unsur, rumus trigonometri, segala macam tetek bengek yang bagi seorang AKU tidak penting sama sekali...

Aku tidak mengatakan bahwa semua hal di atas tidak penting, namun sama halnya ketika aku mengatakan seorang CEO perusahaan tidak membutuhkan stetoskop yang hanya dipakai oleh seorang dokter....

BELAJAR UNTUK HIDUP-HIDUP UNTUK BELAJAR ! Life is about Learn...

Nasehat Hari Ini ( Generasi )

Yang menyebabkan musnahnya sebuah generasi dalam keluarga adalah karena adanya sebuah kesalahan pewarisan. Sebuah keluarga sukses di satu periode belum tentu kesuksesannya akan bisa berlanjut di periode selanjutnya, apabila tidak diwariskan kepada penerusnya nilai - nilai kesuksesan. Para generasi penerus hanya disuruh menikmati masa muda mereka dan diharapkan bisa meneruskan perusahaan keluarga yang dimiliki di periode yang akan datang, namun pada kenyataannya tidak pernah bisa dan tidak akan pernah bisa jika sebuah generasi penerus hanya dibiarkan begitu saja tanpa penempaan berkelanjutan kemudian membawa kesuksesan di masa yang akan datang.

Tengoklah cerita di Solo, bagaimana nasib keluarga - keluarga juragan batik yang dahulu terkenal kesuksesannya dan kekayaannya di masa ini ? Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang mampu bertahan, kalaupun ada itupun hanya mampu bertahan dan tidak mampu maju. Mengapa ?

Karena dahulu, pada masa kejayaan mereka, mereka tidak memperhatikan bagaimana agar kesuksesan ini bertahan selama bertahun - tahun ke depan. Anak - anak mereka-pun dibiarkan hanya menikmati masa muda mereka dengan berhura - hura, tidak diwariskan sedikit-pun pelajaran berbisnis, kemandirian ataupun nilai - nilai yang bernilai positif untuk sebuah kesuksesan. Dan kita bisa melihat sekarang, bagaimana keadaan generasi penerus mereka... :)

Ada sebuah cerita lain, yaitu tentang Soichiro Honda. Seseorang yang namanya diabadikan untuk menjadi nama salath satu perusahaan otomotif terbesar di dunia. Kesuksesannya dalam mendirikan dan membangun HONDA diwariskan kepada anaknya, bukan dengan mewariskan kepemilikan HONDA kepada anaknya tersebut, justru Soichiro tidak mewariskan sedikit-pun saham di HONDA kepada anaknya tersebut. Dia banyak memberikan pelajaran kepada anaknya dengan nilai - nilai di luar itu semua, ketika ditanya mengapa ia tidak mewariskan barang sedikit saja kepada putra - putranya, ia menjawab...

"..sudah cukup KEMANDIRIAN yang aku wariskan kepada mereka, itu bahkan lebih besar daripada HONDA..."

Sepatu

Sebelumnya, RD mengungkapkan rasa penyesalan karena hari Ahad kemarin tidak menyempatkan diri untuk menulis di blog ini. Padahal sebenarnya banyak kesempatan dan waktu yang diberikan Allah untuk menulis di sini, tapi karena RD lebih mementingkan untuk bermain Point Blank jadinya kelupaan untuk nulis di sini... :(

Hari Ahad, 22 November 2009
RD mengawali hari itu dengan buruk, sholat shubuh yang terlambat sehingga dijama' dengan sholat dhuha ( -,- ) . Sudah terlambat, RD juga mengerjakannya sehabis mandi dahulu karena RD pikir akan lebih segar dan khusyu' dengan mandi dahulu dan kenyataannya memang benar begitu. Kemudian setelah RD sholat dhuha, RD kembali ke komputer di ruang tengah untuk main Point Blank lagi sampai pukul 11.00 sampai akhirnya kemudian RD disuruh bunda mengantarkan beliau ke rumahnya Mbak Afifah Afra di daerah Kadipiro. Karena kebetulan RD dan bunda sama - sama belum tahu rumahnya, jadinya sempat keblasuk sana - sini gag karuan... ( -.- ) walaupun akhirnya ketemu juga. RD nungguin bunda sampai ba'da dzuhur dan kemudian balik ke rumah.

Tidak ada yang spesial di hari kemarin kecuali obrolan malam dengan my brother Ahmad Burhanuddin sewaktu RD menjemput Ibrahim di sekolahnya pukul 8 malam. Ibrahim ikut Olimpiade Matematika tingkat Jawa Tengah bersama ke-5 temannya. Banyak yang RD obrolin dengan Burhan, begitu RD memanggilnya, mulai dari masalah kuliah, training, organisasi, nasyid, and many more...

Setelah sampai di rumah, RD menelepon sahabat,rival,saudara seperjuangan RD, Faza Umar Afif. Awalnya sih cuman mau ngomong kalo besok pulang ke Boyolali, jangan lupa bawain baju batik yang dulu dia pinjam, tapi malah ngobrol banyak hal dari masalah liqo'at, FAROIS, amal yaumiyah, ngomongin someone dan sepatu. Tak terasa sudah setengah jam RD mengobrol, karena sudah kehabisan bahan obrolan dan Faza harus menyelesaikan Karya Tulisnya maka kami sudahi obrolan kami malam itu dengan senyum terkembang di wajahku...

Aku pun yakin Faza juga tersenyum bahagia di balik telepon sana, karena sudah lama kami tidak berpanjang lebar seperti itu...Love you much my brother....

Sabtu, 23 November 2009
Berbicara mengenai hal yang terakhir RD obrolin dengan Faza semalam, yaitu SEPATU, maka RD kasih punya tahu kalo sepatu RD untuk sekolah sudah jebol :O... . Tapi, Alhamdulillah masih bisa dipakai normal walaupun agak merasa risi. Bagaimanapun, RD berprinsip bahwa,

"Aku ingin dilihat bukan dari nilai apa yang aku pakai, tapi nilai diriku..."